PUPRP Online – Pelaksana tugas (Plt) kepala Dinas PUPRP Kabupaten Parigi Moutong mengunjungi lokasi banjir di desa Tolai Kecamatan Torue dan sungai Gitgit Sari di Kecamatan Balinggi.
Didampingi kepala bidang Sumber Daya Air (SDA), Plt kadis PUPRP, Rivai ST MSi mengatakan banjir dikarenakan intensitas curah hujan yang tinggi. Hal tersebut mengakibatkan bronjong dan tanggul yang berada di sungai sekitar 2 desa tersebut jebol.
“Akibat hal tersebut 3 rumah rusak berat dan beberapa rumah terancam serta masuknya air ke daerah persawahan desa Gigitsari,” ujarnya ketika berada di lokasi banjir Tolai, Kamis (8/10). Rivai menjelaskan, pasca banjir terjadi, warga Tolai secara swadaya membuat tanggul darurat.
“Untuk sungai Tolai warga secara bergotong royong membuat tanggul darurat dengan karung pasir,” jelasnya.
Sementara itu, dinas PUPRP sudah melakukan sejumlah upaya guna menangani persoalan tersebut, mulai dari koordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) Provinsi Sulawesi Tengah. Rivai juga bilang pihaknya segera mengerahkan alat berat untuk penanganan darurat.
“kami dari dinas PU berkoordinasi dengan balai sungai untuk melakukan penanganan dikarenakan wilayah tersebut adalah kewenangan mereka. Untuk langkah darurat kami akan mengirimkan excavator untuk membantu melakukan normalisasi di kedua sungai tersebut, dikarenakan kalo tidak cepat diantisipasi akan mengancam beberapa rumah yang berdiri di dekat sungai,” terangnya.
Ifat sapaan akrabnya juga mengakui bahwa 2 alat berat milik dinas yang dipimpinnya itu sedang beroperasi di wilayah utara Kabupaten Parigi Moutong, dan untuk menangani sungai Tolai dan Gitgit Sari, pihaknya akan menyewa alat berat.
“Sebenarnya 2 excavator kami juga sementara lakukan penanganan normalisasi sungai di wilayah utara namun tadi berdasarkan hasil pembicaraan dengan 2 kades tersebut, maka kami akan lakukan penanganan bersama dengan desa yaitu sewa alat berat dari pihak swasta,” pungkasnya.
Diperkirakan penanganan darurat sungai di dua lokadi tersebut akan diselesaikan selama 3 atau 4 hari ke depan. Rivai juga sudah menginstruksikan kepala bidang Tata Ruang untuk melakukan sosialisasi terkait garis sempadan sungai untuk masyarakat di 2 kecamatan tersebut.
“Kami sudah perintahkan ke kabid tata ruang agar mengintensifkan sosialisasi sempadan sungai kepada masyarakat sehingga masyarakat bisa mengetahui batas daerah terlarang untuk membangun rumah dipinggir sungai. Sehingga kedepan hal seperti ini dapat di minimalisir,” ujarnya.
“Catatan juga pekerjaan harus cepat dilakukan dikarenakan petani akan melakukan penanaman padi pada pertengahan oktober,” tutup Rivai. (SL)