Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berkomitmen mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang merupakan visi Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin untuk 5 tahun ke depan salah satunya melalui pembangunan infrastruktur pendidikan. Di samping itu, Kementerian PUPR juga berkomitmen untuk turut berkontribusi pada literasi infrastruktur di Indonesia.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan “Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawab dengan baik, generasi muda harus terus membekali diri dengan gemar membaca,” ujar Menteri Basuki beberapa waktu lalu.
Dukungan pada budaya literasi di Indonesia diwujudkan melalui keberadaan Perpustakaan Kementerian PUPR. “Masyarakat bisa memahami dengan membaca dan melakukan riset. Semua bersumber dari perpustakaan. Perpustakaan PUPR tidak terbatas di ruang fisik saja, tetapi juga ruang digital” ujar Kepala Biro Komunikasi Kementerian PUPR Endra S. Atmawidjaja.
Di era industri 4.0, perpustakaan juga harus bertransformasi dengan memanfaatkan teknologi digital. Selain berfungsi sebagai prasarana untuk membaca, perpustakaan juga dapat menjadi host untuk pelaksanaan webinar atau bedah buku online. “Seperti hari ini kita melaksanakan webinar dan soft launching buku “Jalan di Indonesia dari Sabang sampai Merauke” melalui kerjasama dengan radio El Shinta. Kami berharap pesan dan intisari dalam buku ini dapat diterimq publik,” tambah Endra.
Kementerian PUPR meluncurkan buku “Jalan di Indonesia dari Sabang sampai Merauke” untuk meningkatkan literasi masyarakat dalam pembangunan infrastruktur, khususnya pembangunan jaringan jalan di Indonesia.
Diharapkan kehadiran buku ini dapat menjadi media belajar dan sumber motivasi khususnya bagi generasi muda untuk terus berkarya, berinovasi dan bekerja sebaik mungkin dalam membangun infrastruktur di Indonesia.
Turut hadir dalam webinar peluncuran buku “Jalan di Indonesia dari Sabang sampai Merauke” Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah II Thomas Setiabudi Aden dan Profesor Ilmu Sejarah Universitas Padjadjaran Prof. Reiza D. Dienaputra sebagai narasumber.
Dikatakan Thomas, pembuatan buku ini adalah upaya belajar dari para pendahulu bagaimana mendalami peran infrastruktur jalan dalam mendukung perekonomian dan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
“Kita selalu berprinsip bahwa build the road build the nation, pembangunan jalan yang baik adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat untuk itu kita perlu belajar dari sejarah. Kalau dulu ada peribahasa “ada usaha ada jalan”, sekarang dibalik, “ada jalan, banyak usaha yang berkembang,” ujar Thomas.
Sementara Prof. Reiza mengatakan jalan nasional merupakan alat pemersatu NKRI, Oleh karenanya inilah salah satu bentuk pengabdian terbaik Pemerintah. Diharapkan pembangunan jalan nasional terus berlangsung dengan kualitas yang semakin baik. Prof. Reiza juga mengajak masyarakat tidak hanya untuk menjadi pengguna jalan, tetapi juga untuk memelihara jalan agar jalan lebih awet mencapai usia yang diharapkan atau melebihi.
“Jalan memiliki usia yang sama tuanya dengan peradaban manusia. Manakala manusia hadir, pasti membutuhkan sarana atau media untuk mobilitas. Sehingga kalau kita bicara NKRI melalui pendekatan infrastruktur, maka terdapat di dalamnya unsur jalan nasional dari titik paling barat hingga titik paling timur di negeri ini. Dan kalau kita berbicara tentang jalan nasional, maka kita berbicara tentang sebuah upaya berkesinambungan oleh Pemerintah,” tutur Prof. Reiza.
Pada periode 2015-2019 Kementerian PUPR telah berhasil membangun 1.461 km jalan tol, 3.867 km jalan baru dan 58.346 m jembatan. Sementara pada 2020-2024 Kementerian PUPR menargetkan untuk membangun 2.724 km jalan tol, 3.224 km jalan baru, 38.726 m jembatan dan 31.053 m flyover/underpass. Di samping itu, untuk meningkatkan kualitas SDM Kementerian PUPR juga akan membangun dan merehabilitasi 5.555 unit sarana dan prasarana pendidikan, olahraga dan pasar. (SL)
Sumber : Mes, Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR