WEBSITE RESMI DINAS PEKERJAAN UMUM, PENATAAN RUANG DAN PERTANAHANKABUPATEN PARIGI MOUTONG

Sang Penulis Lukman Nadjamudin Cerita Tentang Tombolotutu

Avatar

PUPRP Online – Sang penulis buku “Bara Perlawanan Di Teluk Tomini” Dr Lukman Nadjamudin MHum menceritakan tentang TOMBOLOTUTU sehingga bisa menjadi Pahlawan Nasional.

Kata Lukman, ia banyak mencari referensi tentang Tombolotutu dan bahkan rekan rekannya yang melakukan riset di Belanda sering mengirimkan tulisan tulisan tentang Tombolotutu, dan ternyata kata Lukman Tombolotutu terkenal di Negara Belanda sebagai sang pejuang yang tangguh melawan Penjajah Belanda.

“Teman teman yang bolak balik ke Belanda sering mengirimkan tulisan tulisan tentang Tombolotutu, dan sering bilang Sulawesi Tengah belum punya Pahlawan Nasional, mereka katakan ayo tulis dong tentang Tombolotutu,”Kata Lukman saat menghadiri syukuran Tombolotutu di Tinombo (31/10).

Lukman menambahkan, pada tahun 2014 ia sempat di undang untuk menghadiri Seminar Internasional di Malaysia Universitas kebagsaan, dan ia memilih tentang perjuangan Tombolotutu.

“Memang menarik sekali, kebetulan banyak yang hadir dari Indonesia bagian tengah, mereka bilang ini ceritanya cukup heroik tetapi mengapa tidak diusulkan jadi Pahlawan Naaional,”Ucapnya.

Berawal dari itu ia berpikir bahwa memang benar perlu menulis Tombolotutu agar bisa menjadi Pahlawan Nasional.

“Tidak ada pilihan lain kecuali kita harus membuat rekontruksi perjuangan Tombolotutu, dan saya ingat betul suatu ketika kami bertemu pak Bupati di Kampus Untad bersama Muzakir Tombolotutu, kami ceritakan “pak Bupati ini Tombolotutu punya khans jadi Pahlawan, jika kita seriusi, kita betul betul melakukan riset yang mendalam yang bisa memberi keyakinan bahwa memang layak dan pantas Tombolotutu untuk menjadi Pahlawan Nasional. Akhirnya kemudian kami diberi dukungan oleh Pak Bupati, lalu kita lakukan riset dan bolak balik ke Jakarta mencari sejumlah dokumen yang se zaman dengan peristiwa jelas dan di alaminya. Alhamdulillah kita menemukan cukup banyak sumber sumber antara lain dalam bentuk Kolonial pesla, MPO, memori van de verhate dan sejumlah sumber sumber yang berbahasa Belanda, dan terbitlah buku yang kita beri judul “Bara Perlawanan Di Teluk Tomini”,”Jelasnya.

Lukman katakan, sebetulnya ia ingin tambahkan perjuangan Tombolotutu melawan Belanda, hanya karena pada saat itu menjelang Pilkada dan takutnya di terjemahkan lain oleh masyarakat sehingga dibatasi.

“Kita takut nanti di terjemahkan lain sehingga kita batasi seperti itu, lalu bukunya kami sebar ke beberapa teman teman, dan kami selalu di dorong bahwa ini sangat memungkinkan untuk ditulis dan tentu saja harus diungkap lagi beberapa syarat syarat yang harus dilengkapi,”Terangnya.

Salah satu syarat kata Lukman harus membuat lagi Georafinya yaitu tanggal lahirnya, tempat tinggalnya dan lain sebagainya. Pada saat itu kata Lukman lewat Sekretrais Daerah kala itu dijabat Ardi Kadir memfasilitasi untuk syarat Geografinya.

“Akhirnya kami dengan beberapa pakar untuk membedah buku dan semuanya memberi respon. Kemudian kita lengkapi lagi dengan Geografi dan kita telah menemukan tempat tanggalnya dan tahun kelahiranya dan kita temukan tahun meninggalnya dan seterusnya. Satu kendala lagi menjadi problem adalah foto, karena yang dipersyaratkan adalah foto. Ketika kami konsultasi dengan Lemhanas mereka cerita bahwa hampir semua Pahlawan sekarang itu tidak memiliki foto alias hilang. Ia mencontohkan seperti Sultan Hasanudin itu kata ia hanya sebuah mainskrib atau sebuh hasil imajinasi, begitupun Sisinga Mangaraja dan sejumlah Pahlawan lain di Indonesia, lalu orang orang ini kami bawah ke kuburan Tombolotutu di Toribulu, kita cerita banyak disitu, setelah itu kumpul dengan pak Bupati dan kawan kawan untuk mempertemukan keluarga kecil Tombolotutu agar bisa menceritakan bagaimana wajah Tombolotutu sebenarnya, kemudian kami serahkan pada seseorang yang memang mempunyai keahlian itu di Mesium Waterdam Makassar, lalu kemudian lahirlah foto yang kita lihat sekarang ini. Alhamdulillah keluarga Tombolotutu melihat ada kemiripan seperti yang selama ini diceritakan,”Imbuhnya.

Setelah semua syarat syarat itu dipenuhi kata Lukman barulah kemudian dajukan.

“Kami berfikir tidak mungkin kami mengajukan pengusulan ini jika syarat syarat yang dimaksudkan dalam Undang Undang kami tidak penuhi. Karena ada pengalaman misalnya Guru Tua tidak bisa jadi Pahlawan Nasional, meskipun kita tidak ragukan apa yang telah dikontribusikan untuk bangsa ini, tetapi karena ada syarat harus warga Negar indonesia dan itu tidak dipenuhi akhirnya hanya sampai kepada pemberian gelar “Bintang Maha Putra” begitu juga Lasadindi diusulkan ternyata juga di pulangkan karena informasi yang diceritakan pada Peristiwa itu lebih bayak sumber lisan, sehingga di pandang perlu dilengkapi dengan sejumlah tulisan tulisan atau data data yang se zaman dengan peristiwa tersebut. Kemudian setelah terbit buku, kita riset lagi buat Georafi alhamdulillah semua terpenuhi, sehingga saya bilang ke pak Kadis Sosial agar harus komunikasi dengan Dinas Sosial Provinsi, Kementerian Sosial RI dan TP2GP bagaimana caranya agar diusulkan Tombolotutu menjadi Pahlawan Nasional. Menjelang kita berangkat merebah Covid-19 sehingga tidak jadi berangkat. Alhamdulillah luar biasa Allah memang berkehendak tiba tiba datang ketua TP2GP, lalu kami diundang oleh Dinas Sosial Provinsi Sulteng dan saya tunjukan buku itu, katanya “Pak Lukman ini sangat potensi diusul jadi Pahlawan, saya kan ketuanya usul segera tinggal lengkapi beberapa bagian”, Kemudian kita bergerak lagi, tidak lama datang lagi dari Kementerian Sosial temanya pak Muhlis saya berikan buku lagi ke mereka, dan mereka katakan ini sangat menarik, mereka minta segera dilengkapi, maka kemudian pak Kadis Sosial memfasilitasi kami kita buat seminar Nasional lalu saya hadirkan berbagai pakar dan kemudian kita minta testimoni dari Rektor Universitas Tadulakko, Universitas Muhamadiyah, IAIN Palu, Bupati Tojo Una Una, Bupati Majene dan seterusnya akhirnya kita usulkan, dan kami terus mengikuti dari waktu ke waktu dan disampaikan ke saya sudah selesai sidang TP2GP dan tidak ada masalah, bahkan terakhir saya disampaikan pak muhlis beliau katakan “Pak Lukman kami baru keluar dari ruangan dewan gelar sidang Tombolotutu dan dinyatakan laya”,, sehingga ditetapkan 4 nama menjadi Pahlawan Nasional termasuk Tombolotutu dari sekian banyak yang mengajukan sebagai pahlawan Nasional,”Harunya.

Lukman mengatakan, ini memberikan sebuah isyarat bahwa Tombolotutu saat ini bukan lagi milik masyarakat Parigi Moutong tetapi menjadi milik masyarakat Sulawesi Tengah bahkan milik bangsa Indonesia sudah menjadi milik Nasional.

Olehnya Lukman berharap Tombolotutu bisa dijadikan nama jalan utamanya di Sulawesi Barat karena disana banyak garis keturunan bahkan di Kabupaten Kabupaten yang ada di Sulawesi Tengah dan di luar Sulawesi Tengah.

“Kami sarankan ke teman tema, ke bapak Bupati dan Bupati lainya agar mengabadikan namaTombolotutu di jalan jalan tertentu, karena levelnya sama dengan pejuang pejuang Pahlawan Nasional lainnya seperti Sultan Hasanudin, Andi Jema, Pangeran Diponegoro yang saat ini jumlah Pahlawan sudah sekitar 90 lebih ditambah 4 tokoh yang nantinya pada tanggal 10 November 2021 sebanyak 4 orang tokoh tersebut akan menerima Surat Keputusan gelar Pahlawan Nasional dari Presiden Joko Widodo.

“Jujur kami berterima kasih sekali upaya dan keseriusan bapak Bupati Parigi Moutong, dan yang menarik bapak ibu sekalian, saya ingat betul, sama sama kami naik kapal penangkap ikan kami berlayar dari pelabuhan kampung bajo, kami berlayar ke Moutong itu sangat luar biasa. Saya ditanya terus sama pak Bupati “Pak Lukman kapan diusul itu?”, betul betul saya merasa berhutang kalau tidak diusulkan, setiap bertemu tanya lagi kapan kapan dan kapan, bahkan kami selalu berkeyakinan bahwa pada saatnya kami akan usul ketika semua syarat syarat dipenuhi, dan memang semua syarat syarat kami penuhi sehingga tidak Ada penolakan dari TP2GP begitu juga pada saat sidang Dewan Gelar sehingga Tombolotutu ditetapkan sebgaai pahlawan Nasional pada tanggal 28 Oktober 2021 kemarin,”Tandasnya.

“Sekali lagi terima kasih. Selamat kepada keluarga Tombolotutu kepada masyarakat Parigi Moutong atas penetapan Tombolotutu sebagai Pahlawan Nasional dan ini yang pertama di Sulawesi Tengah,”Tutupnya.

Senin ( 01/11/21 )

( DISKOMINFO PARIGI MOUTONG )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Share