Dalam mendukung kegiatan pertanahan dan perencanaan tata ruang di Indonesia termasuk di dalamnya pengumpulan atau akuisisi data di lapangan, penggambaran hasil survei lapangan, manajemen data pertanahan, perubahan data pertanahan, validasi dan kontrol kualitas data pertanahan, spatial adjustment, visualisasi data pertanahan dalam 2D and 3D cadaster, serta penyebarluasan data pertanahan diperlukan sistem informasi geografis atau yang disebut dengan GIS.
Untuk memahami lebih dalam tentang pemanfaatan GIS dalam penanganan dan permasalahan pertanahan dan tata ruang di Indonesia, Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) mengadakan webinar dengan tema GIS for land data collection, management and dissemination yang diadakan secara daring pada Selasa (29/09/2020).
Dalam sambutannya, Kepala PPSDM Kementerian ATR/BPN Deni Santo mengatakan pengelolaan data spasial sangat penting karena berpengaruh terhadap berbagai kepentingan, khususnya pelaksanaan pembangunan. “Jika data spasial tidak dikelola dengan baik, bagaimana kita bisa mengelola data tersebut untuk kepentingan yang lebih luas seperti pengambilan keputusan dan kebijakan dalam proses pembangunan,” ujarnya.
Untuk itu, PPSDM Kementerian ATR/BPN mengadakan webinar yang dibagi menjadi tiga sesi dengan tujuan agar para peserta bisa mengelola data dengan baik, mulai dari pengumpulan, pengolahan dan mendiseminasi. “Tahun ini dan beberapa tahun ke depan kita sedang mengelola _big data_, oleh karena itu, para peserta diharapkan dalam proses pengelolaan data dimulai dari pengumpulan sampai bisa didiseminasikan, kita harus bisa melihat bagaimana data itu bisa diambil secara akurat, mutakhir dan terpadu, serta dapat dipertanggungjawabkan, mudah diakses, bisa dibagipakaikan antar instansi kemudian memenuhi standar data tentunya,” tutur Deni Santo.
Pada kesempatan yang sama, CEO Esri Indonesia Achmad Istamar mengatakan di masa pandemi ini, transformasi digital memiliki pengaruh terhadap ekspektasi masyarakat, para pengambil keputusan, pemerintah daerah serta pemangku kepentingan dalam bidang tata ruang dan pertanahan untuk mengharapkan bahwa informasi-informasi resmi atau otoritatif data yang terkait dengan pertanahan dan tata ruang bisa diberikan secara digital.
“Sebagai insan di bidang pertanahan dan tata ruang kita memiliki peluang untuk berkontribusi untuk meningkatkan lagi dimana kita bisa mendiseminasikan data, tidak hanya dalam format yang biasa kita _deliver_ sekarang, tapi juga dalam format digital yang meningkatkan transparansi mendukung investasi, mendukung pertumbuhan ekonomi dan memberikan kemampuan kepada komponen masyarakat yang memiliki _concern_ ingin memiliki masukan untuk menjadi bagian dari proses peningkatan kualitas data dan manfaat dalam bidang pertanahan dan tata ruang,” ucap Achmad Istamar.
Hadir pula sebagai narasumber, Dwi Budi Martono Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi DKI Jakarta yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Survei dan Pemetaan Tematik di Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan yang mengungkapkan mekanisme penyebaran informasi geospasial di lingkungan Kementerian ATR/BPN. “Mekanisme yang selama ini digunakan adalah _sharing mapservice_ dengan cara petugas di kantor pertanahan melakukan proses pemetaan dan validasi geometri data bidang tanah menggunakan _software_ Autocad, kemudian data hasil pemetaan disimpan terpusat pada _database_ Oracle Spatial di pusdatin. Tahap selanjutnya pembuatan _mapservice_ di _geoserver_, kemudian berbagi akses _layer_ persil berdasarkan jenis hak hingga _mapservice_ bisa diakses oleh simpul jaringan melalui _service_ Kementerian ATR/BPN,” jelasnya.
Di akhir kesempatan, Andri Kristanto selaku Auditor Madya Inspektorat Jenderal yang juga didaulat sebagai narasumber menyampaikan alasan penggunaan sistem informasi geografis (GIS). “Sebagian besar data atau informasi berkaitan dengan lokasi geografis, dan GIS dapat memberikan gambaran yang komprehensif terhadap suatu masalah terkait spasial, semua entitas spasial yang dilibatkan dapat divisualkan untuk memberikan informasi baik yang tersirat maupun yang tersurat,” kata Andri Kristanto. (LS/RE)