PUPRP Online – Meskipun terhalang Pandemi COVID-19 dan hanya bertemu secara daring, saya harap hal ini tidak akan menghalangi kita dalam berdiskusi dan saling belajar bagaimana di antara kita mengatasi berbagai masalah infrastruktur terutama pada masa pandemi ini. Salah satu tantangan terbesar Indonesia adalah pembangunan infrastruktur berkualitas dan andal sebagaimana diarahkan Presiden Joko Widodo,” kata Fatah.
Pada sharing knowledge kali ini, Fatah mengatakan Kementerian PUPR telah melakukan sejumlah langkah guna mendukung pembangunan infrastruktur berkualitas. Pertama, restrukturisasi organisasi dengan membentuk unit-unit baru terkait pembinaan keteknikan di bidang konstruksi. Kedua, dalam memenuhi SDM konstruksi yang berkualitas Kementerian PUPR mengembangkan Politeknik Pekerjaan Umum (PU) sejak 2019.
Pengembangan SDM unggul merupakan salah satu visi Presiden Joko Widodo bersama Wapres Maruf Amin untuk 2020-2024. Sejalan dengan kebijakan Presiden tersebut, Politeknik PU melaksanakan tiga program yakni training vokasional, sekolah vokasional dan Program Magister Super Spesialis yang bekerja sama dengan empat perguruan tinggi.
Training vokasional dilakukan dengan memanfaatkan teknologi yang ada untuk pengembangan knowledge management dan job training. Training vokasional dilakukan baik dengan metode blended learning, full e-learning dan sertifikasi.
Sekolah vokasional merupakan program pendidikan formal diploma tiga untuk menghasilkan tenaga konstruksi ahli madya. Politeknik PU membuka tiga program studi yakni prodi konstruksi bangunan gedung, prodi konstruksi bangunan air dan konstruksi jalan dan jembatan. Masing-masing prodi menerima 50 mahasiswa.
Sementara Program Magister Super Spesialis terdiri dari 11 prodi yang bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Bandung, Universitas Diponegoro dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember. “Program magister ini dirancang secara khusus dengan tujuan mencetak SDM yang mampu memecahkan masalah. Berbeda dari program magister biasa, program ini berlangsung 18 bulan, yaitu 6 bulan di kelas dan 12 bulan lainnya bekerja di lapangan,” tambah Fatah.
Sementarapihak MLIT menyampaikan saat ini di Jepang sebanyak 45,5% engineer profesional bekerja di bidang konstruksi. Seorang engineer profesional di Jepang adalah seseorang yang terdaftar di bawah Professional Engineer Act.
Dalam pertemuan ini juga dibahas mengenai Peningkatan Bendungan di Indonesia yang direncanakan dilakukan di empat bendungan yakni Bendungan Sutami di Jawa Timur, Bendungan Bili Bili Sulawesi Selatan, Bendungan Kedung Ombo di Jawa Tengah dan Waduk Kaskade Citarum. Secara keseluruhan peningkatan bendungan meliputi peningkatan kapasitas, transfer kapasitas, perluasan spillway dan perpanjangan umur bendungan.
Wamen MLIT Kunihiro Yamada mengharapkan pertemuan ini dapat dijadikan ajang bertukar pendapat dan ilmu dalam penataan infrastruktur yang berkualitas tinggi antara Indonesia dengan Jepang.
Turut hadir dalam pertemuan ini Kepala BPSDM Sugiyartanto, Sekretaris BPIW Iwan Nurwanto, Kepala Biro Perencanaan Anggaran dan KLN Rachman Arief Dienaputra, Direktur Politeknik PU Indriatmo Soekarno dan Wakil Direktur Politeknik PU Masrianto. ( Sumber : Website Resmi Kementrian PUPR )