PUPRP Online – Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian PUPR hampir merampungkan pembangunan jalan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang yang terletak di Kabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. Sebagai langkah percepatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN), Ditjen Bina Marga ditugaskan membangun infrastruktur jalan dan jembatan di KIT Batang yang memiliki total luas area 4300 Ha.
Direktur Jenderal Bina Marga, Hedy Rahadian mengatakan dukungan pemerintah melalui pembangunan jalan dan jembatan di klaster 1 KIT Batang sudah menunjukkan hasil positif. “Sekarang kawasannya sold out. Saya kira itu merupakan dukungan pemerintah (infrastruktur jalan-red) model bisnis yang bagus, ” ujarnya ketika ditemui seusai meresmikan Jembatan Gantung Guyangan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Jumat (25/03).
Hedy mengatakan bahwa lima paket pekerjaan jalan dan jembatan di klaster 1 KIT Batang tersebut akan terhubung langsung dengan jalan tol Trans Jawa ruas Pemalang-Batang tepatnya melalui pintu tol Gringsing dan jalan nasional Pantura.
Menurut Kepala Bidang Pembangunan Jalan Jembatan, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah-Daera Istimewa Yogyakarta, Javid Hurriyanto, Kamis (24/03) pihaknya bertanggung jawab atas pembangunan infrastruktur jalan pada fase 1 klaster 1, yaitu klaster Pengembangan Industrial Estate & Industrial Township seluas 3100 Ha. Sementara dukungan jalan dan jembatan untuk Pengembangan Klaster 2; Pengembangan Pusat Inovasi dan Township (800 Ha), serta Klaster 3; Pengembangan Pusat Rekreasi dan Township (400 Ha) masih menunggu perkembangan.
Adapun pembangunan jalan dan jembatan tersebut terbagi dalam lima paket pekerjaan, pertama Paket I.1.A pembangunan jalan rigid sepanjang 4,8 Km, empat lajur dua arah senilai Rp. 190,3 miliar. Paket I.1.B, pembangunan jalan rigid sepanjang 3,6 Km senilai Rp. 163,2 miliar. Paket I.2 pembangunan jalan rigid sepanjang 7,85 Km senilai Rp. 341,6 miliar. Paket I.3 pembangunan jalan rigid sepanjang 14,79 Km senilai Rp. 514, 9 miliar. Paket I.4 pembangunan jalan rigid sepanjang 19,17 Km senilai Rp. 616,5 miliar.
Menurut Javid, progres pekerjaan saat ini sudah sangat baik. “Bisa dibilang progresnya sudah 80 persen. Dari lima kegiatan itu, beberapa sudah selesai dari tahun kemarin dan saat ini masuk masa pemeliharaan. Hanya paket I.3 saja yang masih on going,” terangnya.
Saat ini para pekerja di lokasi pekerjaan pembangunan infrastrukur jalan KIT Batang paket I.3 saat ini masih melakukan galian dan timbunan tanah, pengecoran rigid FS’45, pemadatan timbunan, pemasangan bekisting drainase, serta ereksi girder overpass Jembatan Sidorejo sepanjang 82 Meter.
Javid menargetkan paket I.3 bisa selesai sesuai jadwal yaitu pada awal Juni 2022. Kemudian setelah lima paket pekerjaan pembangunan jalan KIT Batang rampung, pihaknya akan melakukan penyerahan aset jalan kepada PT. Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). “Kita membangun jalan ini dengan belanja barang nanti perlu kita serah terima kan (setelah selesai-red) ke PT. KITB namun masih menunggu Perpres-nya,” terangnya.
Lebih lanjut, Dia mengakui bahwa dukungan pemerintah pada KIT Batang ini tidak hanya berupa pembangunan jalan dan jembatan namun juga infrastruktur bendungan dan rumah susun. Maka dari itu Perpress ini akan menjadi payung hukum terkait serah terima barang atau aset pembangunan yang dilakukan unit organisasi lain di tubuh Kementerian PUPR di lokasi KIT Batang.
Perpres penyerahan aset ini sangat penting mengingat rencana pengembangan KIT Batang berjenjang hingga puluhan tahun yang akan datang. Javid mengatakan bahwa pada masa awal pembahasan anggaran, pemerintah menyiapkan dana Rp. 4,2 triliun untuk pembangunan jalan di tiga klaster sekaligus. Namun dalam perkembangannya PT. KITB mengatakan bahwa dalam jangka waktu 10 tahun kedepan belum memerlukan dukungan jaringan jalan dan jembatan di klaster 2 dan 3. “KITB masih ingin fokus dukungan jalan dan jembatan di Klaster 1 untuk mobilitas industri,” terang Javid.