Sebagai bagian dari tanggap bencana dan kepedulian Kementerian PUPR, Balai Jasa Konstruksi Wilayah VI Makassar Ditjen Bina Konstruksi menyalurkan bantuan berupa pakaian layak pakai, selimut, biskuit, popok, roti, indomie, air mineral kemasan dan susu bagi para korban. Penyaluran bantuan tersebut disampaikan oleh tim Balai Jasa Konstruksi Wilayah VI Makassar kepada Posko Penerima Bantuan Banjir Bandang di Kampung Radda Kota Masamba, Kamis (16/7).
Kepala Balai Jasa Konstruksi Wilayah VI Makassar Ismail Abdul Muttalib yang mewakili Dirjen Bina Konstruksi menyampaikan harapan semoga dengan adanya bantuan ini dapat meringankan beban korban banjir bandang di kota Masamba
Sebelumnya Menteri PUPR Basuki Hadimuljono telah memerintahkan jajarannya untuk segera menangani bencana banjir bandang di Kota Masamba dengan mengerahkan antara lain : alat berat, Mobil Tangki Air berkapasitas 4000 liter 1 unit dan Hidran Umum berkapasitas 2000 liter 10 unit untuk membantu kebutuhan air bersih, karung sebanyak 1000 lembar serta sembako untuk para pengungsi korban bencana banjir. Dalam pernyataannya Menteri PUPR menyampaikan bahwa dalam masa tanggap darurat, yang paling penting adalah ketersediaan prasarana dan sarana air bersih dan sanitasi untuk keperluan sehari-hari bagi para korban dan pengungsi.
Banjir bandang akibat luapan Sungai Masamba di Kabupaten Luwu
Utara, Sulawesi Selatan yang terjadi pada Senin,13 Juli 2020 menyisakan
duka bagi Masyarakat Sulsel, khususnya warga Masamba. Hingga saat ini
banjir bandang tersebut telah merenggut korban jiwa sebanyak 21 orang
dan sedikitnya 23 orang hilang. Pencarian para korban mengalami kendala
karena ketinggian lumpur yang mencapai 1 hingga 2 meter.
Akibat terjangan air bah, saat ini jalanan kota kecil yang berjarak 450 kilometer dari Makassar, Sulawesi Selatan tersebut dipenuhi lumpur. Tidak hanya lumpur, sampah yang terbawa banjir juga terlihat berserakan di setiap sudut kota. Jalan Trans Sulawesi yang menghubungkan Palopo dan Masamba di Desa Radda, Kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara, dilaporkan masih belum bisa dilalui karena dipenuhi lumpur. (SL)