Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga tengah membangun jembatan layang (overpass) Balaraja Timur, Kabupaten Tangerang, Banten. Overpass yang melintas di atas jalan tol Tangerang-Merak Km 36+200 tersebut direncanakan rampung pada April tahun depan.
Overpass Balaraja Timur memliki panjang 55 meter dengan jalan pendekat 345 meter. Konstruksi dlakukan dengan paket kontrak tahun jamak 2020-2021 dengan nilai total Rp 27,5 miliar. Jembatan layang tersebut berada pada ruas jalan nasional Batas Serang-Batas Kota Tangerang. Overpass yang sedang dibangun tersebut sebenarnya merupakan duplikasi dari overpass yang sudah ada sebelumnya (eksisting) yang berlokasi tepat di sebelah jembatan layang Balaraja Timur.
Pembangunan overpass baru ini direncanakan dapat meningkatkan kapasitas jalan di wilayah sekitar Balaraja Timur yang sehari-harinya sangat padat oleh kendaraan muatan industri. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.4 Satuan Kerja (Satker) Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah I Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Banten Ratno Adi Setiawan mengatakan, progress konstruksi per 29 September mencapai 34,278 persen.
“Sekarang sedang pasang pancang dua dan abutment 2. targetnya April tahun depan bisa selesai,”sebut Ratno.
Sebagai informasi, overpass Balaraja Timur memakai jenis pondasi tiang pancang baja dengan bangunan atas balok U girger dan konstruksi jembatan 2 abutment serta 2 pilar. Untuk pemasangan girder sendiri direncanakan pada bulan November.
“Paket kontraknya multiyears pada tahun ini senilai Rp 24,7 miliar dan rencananya direkomposisi karena ada review desain, karena sama-sana menggunakan dana SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) rencana ada switch (dipindahkan) sekitar Rp 7 miliar dari (overpass) Balaraja Timur ke (overpass) Kemang B, jadi tahun ini alokasinya sekitar Rp 17 miliar, namun ini masih dibahas” lanjutnya.
Konstruksi overpass Balaraja Timur sendiri menghadapi tantangan diantaranya, hasil investigasi tanah, data tanah berada di daerah tanah lunak sehingga karena hal tersebut struktur pondasi berubah dari yang semula menggunakan bore pile menjadi tiang pancang. Ratno juga menambahkan, hal lain yang perlu mendapat perhatian khusus pada saat erection karena berada diatas jalan tol aktif dimana traffic-nya cukup tinggi, rencana penutupan jalan tol sekitar 15 menit pada saat erection bentang tengah 36 meter.
“Lokasi abutment 2 berada di jalur 2 pipa gas strategis, sehingga perlu dilakukan review desain dan koordinasi dengan pengawasan khusus PGN sebelum dan selama pelaksanaan,” ungkap Ratno terkait tantangan lain dari segi konstruksinya. (SL)
Sumber : Boro Komunikasi Publik Kementerian PUPR
Tag: